Novel 180 Karya Mohammed Cevy Abdullah dan Noorca M Massardi

20.02

Sebuah novel yang digarap bersama oleh seorang pengusaha muda dengan seorang pewarta senior.

Tumbuh di tengah keluarga petani miskin tak membuat Tora kehilangan taringnya untuk berani bermimpi. Tak peduli sekeras apa pun kehidupan yang ia jalani, Tora ingin mewujudkan mimpinya menjadi miliuner di usianya yang ke-30 tahun.

Impian besar Tora di tengah dunia yang `mengerdilkannya\' ini akan menggiring pembaca menemui berbagai petualangan yang hitam dan putih dalam novel 180. Novel fiksi kolaborasi pengusaha Cecep Muhammad Wahyudin dengan pseudonymatau nama samaran Mohammed Cevy Abdullah bersama pewarta Noorca M Massardi ini memang ditulis untuk menumbuhkan keberanian setiap pembaca. Tujuannya agar para pembaca berani bermimpi besar dan berani mewujudkan mimpi tersebut dengan usaha yang besar pula.

Sosok Tora dalam novel setebal 318 halaman ini digambarkan sebagai pria pekerja keras yang memiliki kepercayaan diri dan cerdas. Keuletan dan sikap tidak mengasihani diri sendiri pada diri Tora ini terlihat sejak Tora kecil. Dalam salah satu bagian dari cerita, Tora kecil yang hidup di tengah keterbatasan ini diperlihatkan tidak pernah merasa iri dengan teman sepermainannya yang memiliki mainan remote control. Alih-alih merengek dan mengganggu temannya, Tora kecil justru berupaya untuk membuat sendiri mainannya.




"Harapannya, melalui buku ini aku bisa berbagi dengan Y Generations, Touch Generations, generasi yang hanya dengan `menyentuh\' (layar gadget) bisa mendapatkan sesuatu dengan mudah. Hidup tidak semudah `menyentuh." ujar Cevy dalam peluncuran novel 180 di Studio XXI Botani Square, Bogor.

Kisah Tora dalam novel 180pun tak semata berisi lika-liku perjuangannya dalam meraih cita- citanya. Kehadiran beberapa wanita dalam hidup Tora juga akan membawa para pembaca untuk lebih memahami kehidupan pribadi Tora beserta perjalanan cintanya. Kisah cinta Tora yang berliku dalam novel 180ini pun seakan memberi sentuhan warna lain dalam novel terbitan Kakilangit Kencana (Prenadamedia Group) ini.

Yang cukup menarik dalam novel 180ini ialah sisipan kata mutiara yang terdapat di tengah cerita.
Selain itu, Cevy dan Noorca juga membawa para pembaca untuk mengikuti kisah kehidupan Tora yang menarik dengan alur yang maju dan mundur.

Gaya penceritaan dalam novel 180juga menarik untuk dibaca karena menyajikan alur yang mengalir meski ditulis oleh dua orang yang berbeda. Untuk membuat alur yang mengalir, Cevy dan Noorca saling bahu membahu selama 14 bulan.

\"Cita-cita menulis ini sudah ada sejak 10 tahun lalu. Saya pun berupaya membuat tulisan yang benar-benar netral tanpa ada muatan apa pun dengan bantuan dan bimbingan Kang Noorca selama 14 bulan,\" kata Cevy.
Pesan yang ingin disampaikan kedua penulis melalui sosok Tora pun sangat terasa dalam tiap bab perjalanan hidup Tora yang tertuang pada novel 180.

Untuk bisa menularkan semangat dan keberanian sosok Tora dalam mewujudkan cita-citanya pada banyak orang, Cevy dan Noorca pun berencana membagikan 10 ribu eksemplar novel 180secara gratis.

Sebagai tahap awal, kedua penulis ini membagikan sebanyak 2 ribu kopi dalam peluncuran novel 180. Yang menarik ialah, dalam peluncuran perdana ini, novel 180 dicetak dalam tiga versi berbeda yaitu warna hitam, putih dan merah. Ketiga warna sampul yang berbeda ini pun seakan menggambarkan perjalanan hidup sosok Tora yang terkadang hitam dan putih tetapi tetap dibakar oleh semangat juang.

"Jangan lupa, Tuhan sudah punya skenario. Kitalah yang harus merebut dan mengisi peran itu. Kita lah yang harus memilih ingin menjadi apa. Bukan orang lain," pesan Cevy yang juga sangat kental terasa dalam novel 180.

Noorca pun mengaku sangat menikmati tiap tahap penyusunan novel 180. Meski baru pertama kali menulis novel dengan berkolaborasi, Noorca merasa senang karena memiliki kesamaan visi dengan Cevy. Karena itu, Noorca mengatakan tiap proses penyusunan novel mulai dari merancang plot hingga mengedit naskah berjalan dengan lancar.

"Karena niat kami memang sejalan, ingin berbagi inspirasi tentang pergulatan hidup dengan generasi muda ini yang menyimpan energi luar biasa," kata novelis yang juga berpengalaman menjadi pemimpin redaksi sejumlah majalah itu.

Peluncuran novel 180juga dilengkapi dengan pertunjukan seni bertajuk Perjalanan Sunyi oleh seniman Iman Soleh dan Celah-Celah Langit. Pentas yang mengolaborasikan seni musik, tari dan multimedia ini berusaha untuk menafsirkan perjalanan hidup Tora disertai lantunan lagu-lagu yang menyenangkan untuk didengar.

"Saya menafsirkan teks novel dan kandungan maknanya secara bebas," jelas Iman.

Sumber: Republika 

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe